Minggu, 19 Juni 2016

PERAYAAN VALENTINE’S DAY SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMUDA ISLAM


Logo KMI.jpg

Karya Tulis ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menegikuti Ujian Akhir Nasional (UNAS) dan Ujian Madrasah (UAM) Tahun Pelajaran 2013/2014
Disusun Oleh:
MUHAMMAD KHOIRUL IKHWAN
NIS:211.253
PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
 MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM PUTRA
YOGYAKARTA
2014

LEMBAR PENGESAHAN


Setelah ada penelitian , bimbingan dan koreksian seperlunya, maka Karya Tulis ini dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UNAS) Ujian Akhir Madrasah (UAMBN) tahun ajaran 2013/2014 dan telah disahkan pada:
Hari                 :……………………………………………………………
Tanggal           :……………………………………………………………
Tempat            : Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra

Pembimbing I


Agus Salim S.Pd.Si

Pembimbing II


Dhimas Rhomaulian Utomo S.Pd.I

Mengetahui,
Kepala Madrasah


KH. Rohadi Agus Salim S.Pd.I






 

MOTTO


v Berpegang teguhlah kepada dua hal maka dengannya kalian tidak akan pernah tersesat, yaitu: kitab Allah dan sunnah (hadits).
v Sesungguhnya orang yang beriman dan orang-orang yang berhijrah serta berjihad dijalan Allah mereka itulah yang mengharap rahmatnya.



PERSEMBAHAN


Karya Tulis ini penulis persembahkan untuk:
1)      Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah merestui penulis untuk belajar di Pondok Ibnul Qoyyim ini. Dengan usaha yang tidak ternilai nominal harganya serta titisan keringat yang tidak pernah beliau perdulikan dengan satu kainginan agar tercapainya cita-cita penulis.
2)      Bapak pimpinan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim dan staf-staf pembantunya yang telah sudi mendidik, dan membimbing penulis untuk menjadi manusia yang berpengetahuan ilmu dan agama.
3)      Adinda tersayang: Zulaikha Nur Khasanah yang selalau memberi motivasi kepada penulis.
rekan-rekan El-Genamu yang telah menemani penulis disaat suka dan duka.
5)      Sahabat-sahabat penulis  yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan adik-adik kelas di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim yang penulis banggakan.
6)      Pembaca yang budiman.



KATA PENGANTAR


بســــــــــــــــم الله الرحمن الرحيـــــــــــــــــــم
Alhamdulillahi robbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT rab semesta alam, yang mana telah memberikan nikmat yang tak terhingga jumlahnya hingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan baik dan rencana yang semaksimal mungkin. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat.
Proses penulisan Karya Tulis ini benar-benar penulis rasakan sebagai ajang latihan bagaimana penulis harus dapat membagi waktu dan jerih payah dengan semaksimal mungkin. Terselesainya penulisan Karya Tulis ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat diharapkan penulis, karena setelah mengalami beberapa kendala, masalah serta kesulitan dan akhirnya Karya Tulis ini dapat terselesaikan dengan sedemikian rupa. Walaupun masih banyak kekurangan di dalamnnya.
Kita semua mengetahui bahwasanya sangat banyak ilmu-ilmu Allah SWT yang berada di alam ini, dan kita sebagai manusia hendaknya berusaha untuk menggali dan mempelajari ilmu-ilmu Allah tersebut. Agar, ilmu-ilmu itu bermanfaat bagi kita pada khususnya dan orang lain pada umumnya.
Atas dasar dorongan tersebut penulis berupaya untuk mencurahkan segala upaya untuk menulis sebuah Karya Tulis ini dengan judul PERAYAAN VALENTINE’S DAY DAN PENGERUHNYA TERHADAP PEMUDA ISLAM yang nantinya insya Allah Karya Tulis ini bermanfaat bagi semua umat islam serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi Agama, Bangsa dan Negara.
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis merasa sangat banyak berhutang budi kepada beberapa pihak yang telah langsung maupun tidak langsung mendukung serta membantu kelancaran proses penulisan Karya Tulis ini.
Oleh karena itu penghargaan ataupun ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1)      Bapak KH. Rohadi Agus Salim S.Pd.I, selaku pimpinan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim.
2)      Agus Salim S.Pd.Si, selaku pembimbing I.
3)      Dhimas Rhomaulian Utomo S.Pd.I ,selaku pembimbing II.
4)      Bapak dan ibu guru yang telah mendidik penulis selama di pesantren denga penuh keikhlasan dan kesabaran.
5)      Orang tua penulis yang selalu mengharap kelulusan penulis.
6)      Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Karya Tulis Ini dapat memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya kepada para pembaca yang budiman dalam rangka ikhtiyar dan menambah keimanan serta meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT, Karen Allahlah yang telah menciptakan dunia dan seisinya untuk beribadah kepadanya.
Dan akhirnya penulis sangat menyadari bahwa dalam Karya Tulis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya, karena tiada manusia yang luput dari salah dan lupa.
 Penulis berharap atas saran dan kritiknya yang membangun bagi pihak yang telah membaca Karya Tulis ini.
Semoga Karya Tulis ini bermanfaat khususnya pada diri penulis dan para pembaca pada
umumnya.
Yogyakarta,     februari 2014

    Penulis



DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Banyak dari kita pasti sudah mengenal hari valentine. Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga Valentine’s Day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang. 
Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang sering berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah demikian?
Sedangkan kita sebagai umat islam yang memiliki seorang tuntunan yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah utusan Allah yang di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan mencontohkannya. Jika tuntunan kita Rasulullah sendiri tidak pernah mencontohkan hal itu kepada umatnya, berarti jika kita ikut melakukannya sudah termasuk orang-orang yang bodoh. Mengapa demikian? Karena kita sudah tahu bahwa itu bukan ajaran islam bahkan itu adalah ajaran orang orang yang memusuhi islam dan ingin menjerumuskan pengikut islam. Jika semua ini terus menerus dilakukan maka sedikit demi sedikit para aktivis muslim akan melemah dan akhirnya hancur.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan hal diatas timbul pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.      Apakah pengertian dan sejarah Valentine’s Day?
2.      Apakah pengaruh Valentine’s Day di kalangan pemuda/pemudi?

C.    Tujuan Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Penulis mencoba untuk berusaha menjelaskan bahaya dari kebiasaan para pemuda/pemudi islam yang seringkali ikut-ikutan memeriahkan ajaran kaum kafir yang tidak ada ajarannya sama sekali dalam Islam.
2.      Tujuan Khusus
Sebagai salah satu persyaratan mengikuti Ujian Nasional (UN), dan Ujian Akhir Madrasah (UAMBN) di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim tahun ajaran 2013/2014.

D.    Metode Penulisan
Dalam penulisa Karya Tulis ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:

1.      Study Pustaka (Library Research)
Yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengkaji buku-buku tentang apa yang terpapar dalam tema. Adapun buku-buku yang di kaji terdaftar dalam lampiran.
2.      Media informatika (Media Research)
Yaitu mengumpulkan data-data yang terkait dengan tema dengan menggunakan media massa. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa media diantaranya:
a)      Media Internet.
b)      Majalah.
3.      Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mewawancarai nara sumber. Berkaitan dengan tema diatas Penulis mewawancarai salah seorang ustadz Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim yaitu KH.Rohadi Agus Salim S.Pd.I.

E.     Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah:
1.      Bagi Penulis
Penulisan Karya Tulis ini berguna untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan penulis khususnya tentang Vanlentine’s Day sendiri dalam agama islam dan terpenuhinya syarat untuk kelulusan santri Ibnul Qoyim.
2.      Bagi Pembaca
Penulisan Karya Tulis ini dapat menambah wawasan yang lebih luas dan memahami apa yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim untuk menghadapi perayaan Valentine’s Day sendiri.
BAB II
VALENTIN’S DAY
A.    Pengertian Valentine’s Day
Pengertian valentine sendiri memiliki beberapa versi, yang diambil dari berbagai sumber :
1.      A day on which lovers traditionally exchange affectionate messages and gift. It is ovserved on February 14, the date on which Saint Valentine was matyred”[1].
Sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisi saling mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine mengalami martir.
2.      The date on the modern celebration, February 14, is believed to derive in the execution of a Christian martyr, St. Valentine, on February 14, 270”[2].
Tangal 14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M.
3.      Valentine, St. priest and physician of Rome who suffered martydorn probably during the persecution under Claudius II in 269. his feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines probably had its origin in a heathen practice connected with the worship of Juno Februalis at the Lupercalia or perhaps in the mediaval belief the birds commenced to mate onf 14 Feb[3].
St. Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma yang (dianggap) martir sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan tersebut pada tanggal 14 Febuari. Kebiasaan dengan mengirim valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan berhala yang dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau (bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14 Februari.
4.    the St. Valentine who is spoken of as the apostle of rhaetia, and venerated in pasau as its first bishop”[4]. St. Valentine yang disebut itu adalah seorang utusan dari rhaetia kemudian dimuliakan  dan di babtis sebagai pastor yang pertama.   
       Kesimpulan dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s day dirayakan untuk mengormati dan mengkultuskan St. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno.

B.     Sejarah Hari Valentine
Sejarah hari Valentine juga terbagi dalam beberapa versi yang berbeda namun seluruhnya memiliki satu gambaran cerita.
1.      Dalam buku The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day diantaranya :
“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
Perayaan  Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yaitu 13-18 Februari. Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur sehingga mudah mendapatkan keturunan.
     Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I  sebagaimana dijelaskan oleh Lupercalia yang masih diperingati di Roma pada abad ke-5 The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikutAgar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari . Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari.
     The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan, ada tiga nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
2.       menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
      Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya yang berbunyi: “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources plus the belief that spring is a time for lovers.” kutipan lainnya menjelaskan The origins of Valentine's Day trace back to the ancient Roman celebration of Lupercalia. Held on February 15, Lupercalia honored the gods Lupercus and Faunus, as well as the legendary founders of Rome, Romulus and Remus. In addition to a bountiful feast, Lupercalia festivities are purported to have included the pairing of young women and men. Men would draw women's names from a box, and each couple would be paired until next year's celebration. While this pairing of couples set the tone for today's holiday, it wasn't called "Valentine's Day" until a priest named Valentine came along.
      Yang artinya: " Beberapa pastor berpendapat  bahwa hal itu menunjukkan sebuah festival Romawi kuno yang disebut Lupercalia. beberapa pastor yang lain menghubungkan antara satu acara dengan acara yang lain yang dilakukan oleh orang-orang kudus dari gereja Kristen. Ada juga yang menghubungkannya dengan keyakinan Inggris kuno bahwa burung memilih pasangan mereka pada tanggal 14 Februari. Hari Valentine mungkin berasal dari kombinasi dari ketiga sumber tersebut - ditambah keyakinan bahwa musim semi adalah waktu untuk pecinta." dalam kutipan lain menjelaskan, " Asal-usul Hari Valentine berdasarkan  pada perayaan Romawi kuno biasa disebut Lupercalia yang diadakan pada tanggal 15 Februari, dimana Lupercalia menghormati dewa Lupercus dan Faunus, serta pendiri legendaris dari Roma, Romulus dan Remus. Selain berpesta-pora, perayaan Lupercalia yang konon telah menyertakan pasangan perempuan dan laki-laki. Saat itu pria akan menarik nama-nama perempuan dari kotak, dan setiap pasangan akan dipasangkan sampai perayaan tahun depan. Sementara pasangan ini pasangan mengatur rencana untuk perayaannya hari ini, itupun belum namakan perayaan Valentine  sampai seorang pastor yang bernama Valentine datang.
      Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”.  Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, tulisan Ken Sweiger jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Allah karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”  dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
3.      Hari Valentine adalah hari kasih sayang bangsa Romawi yang menganut Animisme, sebagai ungkapan kasih sayang dewa. Peringatan ini berasal dari sebuah legenda bahwa Romelius pendiri kota Roma disusui oleh seekor serigala sehingga ia tumbuh menjadi orang yang berbadan kuat dan berakal cerdas. Maka bangsa Romawi mengabadikan peristiwa tersebut pada pertengahan bulan Februari dengan prosesi perayaan sebagai berikut: "Seekor anjing dan domba disembelih, lalu dipilih dua orang perjaka yang berbadan tegap untuk dilumuri tubuhnya dengan darah anjing dan domba. Setelah dilumuri darah anjing dan domba mereka dimandikan dengan air susu. Lalu diarak keseluruh penjuru kota sambil memegang cambuk yang terbuat dari kulit. Di sepanjang jalan para wanita romawi menyambut hangat lesatan cambuk ke tubuhnya, karena diyakini berkhasiat menyembuhkan penyakit dan mudah mendapat keturunan".

C.    Tradisi Perayaan Valentine
         Dalam merayakan Valentine’s Day ini para pemuda-pemudi memiliki tradisi yang berbagaimacam, dimana mereka menghambur-hamburkan harta demi sesuatu yang sama sekali tidak ada manfaatnya. Tradisi perayaan Valentine’s Day itu sendiri beragam dan berbeda-beda disetiap negara memiliki tradisi masing-masing, diantaranya: 
1.      Perayaan hari Valentine di Austria
      Perayaan Valentine’s Day di Austria ada sebuah tradisi masa perkenalan, yang sama artinya dengan hari valentine yang selama ini kita tahu. Pada tradisi ini para muda mudi menunjukkan cinta mereka dengan memberikan bunga yang beraneka ragam kepada pasangannya masing-masing, untuk memperingati hari valentine.

2.      Perayaan hari Valentine di Denmark
      Valentine’s Day di Denmark menjadi salah satu perayaan yang ditunggu muda mudi yang tinggal disana, berbagai acara yang sudah menjadi tradisi selalu mewarnai perayaan Valentine di Denmark. Tradisi-tradisi yang sering dilakukan  diantaranya ialah :
·         Lover Card. Kartu yang terbuat dari bahan yang transparan ini jika di dekatkan lampu akan terlihat gambar pengirim dengan hadiah ditangannya (seperti tanda air pada uang kertas).
·         Bunga putih. Bunga ini menjadi simbol cinta di Denmark. Bunga yang dikenal sebagai punga putih sebenarnya adalah bunga snowdrop. Bunga ini menjadi salah satu benda khas yang sering dibagikan saat Valentine’s Day. Bukan hanya kepada pasangan saja. Tetapi, bunga ini juga diberikan kepada teman dekat dan keluarga.
·         Joke letter. Bagi pria Denmark, mereka mempunyai tradisi sendiri yang hanya diperuntukan untuk kaum Adam saja. Mereka menulis puisi lucu  atau disebut dengan Gaekkebrev  yang selanjutnya akan diberikan pada wanita yang  disukai. Dalam puisi tersebut, wanita harus bisa menebak nama pengirimnya. Untuk menebaknya para wanita akan diberikan petunjuknya berupa satu huruf dari pengirimnya. 

3.      Perayaan hari Valentine Amerika
Perayaan Valentine’s Day di Amerika ditandai dengan saling bertukar kartu antara satu dengan yang lainnya. Berbagai jenis kartu yang diberikan saat perayaan Valentine’s Day yang beredar setiap tahunnya. Selain kartu-kartu yang dihias dengan indah dan berisi kata-kata asmara, tapi ada juga yang berisi cerita humor. Karena hal itu, orang-orang disana sebisa mungkin berkreasi sendiri membuat kartu valentine untuk diberikan pada orang-orang tercinta, sehingga kartu ucapan yang beredar begitu beraneka macam.

4.      Perayaan hari Valentine di Inggris
Perayaan Valentine’a Day di Inggris, saat hari valentine tiba, majalah-majalah setempat akan dihiasi dengan berbagai rangkaian kata indah yang berupa soneta dan puisi. Dengan puisi, mereka menyalurkan rasa cinta mereka kepada pasangan masing-masing.

5.      Perayaan hari Valentine Perancis
Perayaan Valentine’s Day di Perancis terdapat sebuah tradisi unik untuk merayakan hari Valentine. Para lanjang atau biasa di panggil jomblo masuk rumah masing masing, lalu saling berhadapan disisi jendela rumah masing-masing dan mulai saling memanggil dari satu jendela ke jendela lainnya. Jika seorang pria tidak menyukai pasangannya dia akan meninggalkan wanita tersebut. Jika mereka saling menyukai, mereka akan menjadi pasangan. Selain itu ada juga acara unik yang dilakukan dengan api unggun.  Para wanita yang ditinggalkan akan membakar foto pasangan mereka dan meneriakkan makiannya.
Di negeri ini juga ada tradisi mengirimkan kartu yang disebut cartes damities kartu-kartu ucapan yang dikirim berisi pesan-pesan yang indah untuk pasangan mereka masing-masing.

6.      Perayaan hari Valentine di Jerman
Dalam merayakan hari Valentine, di Jerman terdapat sebuah tradisi yang rutin dilakukan. Pria muda dalam menunjukkan kasih sayang mereka terhadapa pasangannya dilakukan dengan cara mengirim bunga di hari valentine. Bunga yang dikirim biasanya juga disertai dengan kartu yang berisi kata-kata indah. Pria-pria Jerman juga memberikan bunga mawar, cokelat dan lain-lainnya sebagai hadiah valentine untuk pasangannya.

7.      Perayaan hari Valentine Skotlandia
Perayaan Valentine’s Day di Skotlandia perayaan hari valentine dilakukan dengan sebuah festival. Di festival ini dihadiri sejumlah remaja pria dan wanita lajang, di mana masing-masing dari mereka menuliskan nama di kertas kecil, lalu menggulungnya. Kertas itu dikumpulkan di dua topi, satu untuk pria dan satu untuk wanita, dan tiap orang mengambil satu-satu. Setelah menemukan pasangan, semua diminta tetap pada pasangan yang telah didapat, meski mungkin mereka tidak merasa cocok.

8.      Perayaan hari Valentine di Italia
Perayaan Valentine’s Day di Italia, hari valentine dirayakan sebagai bagian dari Festival Musim Semi yang digelar di tempat terbuka. Kaum muda khususnya pria berkumpul di lapangan berbunga dan mendengarkan musik serta membacaan puisi. Lalu mereka berjalan-jalan dengan pasangan mereka di taman. Di daerah Turin yaitu salah satu kota di Italia mempunyai sebuah tradisi di mana pasangan yang bertunangan mengumumkan pertunangan mereka di hari valentine.

9.      Perayaan hari valentine di Jepang, Korea dan Taiwan
Valentine di Jepang menjadi salah satu yang terunik, Dalam setahun, valentine dirayakan sebanyak dua kali. Tepatnya pada 14 Februari atau valentine’s day, dan 14 Maret, yaitu white day. Pada Valentine’s day yaitu tanggal 14 Februari, wanita Jepang memberi coklat hon-mei dan giri-choco yang mereka buat sendiri kepada pria. Lalu di white day yaitu tanggal 14 Maret, para pria Jepang membalas coklat yang mereka terima pada valentine tanggal 14 Februari dengan kado atau coklat yang berwarna serba putih.

10.  Perayaan hari Valentine di Afrika Selatan
Valentine’s Day di Afrika Selatan, untuk memperingati hari Valentine mereka menggelar vestival basar-besaran. dimana remaja wanita dan pria akan menuliskan nama kekasih mereka di lengan baju yang mereka pakai. Lalu hari Valentine di Afrika Selatan biasanya juga dihabiskan untuk berkunjung ke taman suaka marga satwa atau cagar alam bersama keluarga dan teman.

11.  Perayaan hari Valentine di Indonesia
      Perayaan Valentine’s Day di Indonesia, untuk merayakan hari kasih sayang ini para pemuda dan pemudi merayakan hari Valentine yang mera anggap sebagai hari kasih sayang dengan berbagai macam diantara tradisi yang populer mereka lakukan yaitu:
·         Kirim Kartu
      Antara pemuda dan pemudi saling kirim kartu ucapan selamat Valentine yang biasanya berisi kata-kata atau puisi yang mengandung makna cinta, kasih sayang, rindu, dan lain sebagainya.
·         Pesta Kemaksiatan
      Biasanya mereka kencan bersama pasangan masing-masing dan sering pada hari Valentine sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya.



BAB III
PENGARUH VALENTINE’S DAY DI KALANGAN PEMUDA
A.    Hukum Merayakan Hari Valentine Dalam Islam
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine’s Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu diperhatikan mereka. Mungkin mereka akan mangatakan “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. 
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine’s Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut.
Jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan syirik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.” 
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama. Kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama Islam sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine’s Day'.

1.      Dasar
Valentine’s Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan atau supercalis bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi acara keagamaan yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.

2.      Sumber Asasi
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Jelas tidak berdasarkan hokum Islam, maka ia akan tertolak dan tidak akan pernah ridho yang namanya orang yahudi dan nasrani terhadap agama Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Al-qur’an:
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu (Muhammad) sebelum kamu mengikuti agama mereka". Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya) dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu  pelindung dan penolong dari Allah”( Q.S Al Baqarah: 120).[5]



3.      Tujuan
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di itu adalah baik. Tetapi bukan semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula berarti kita harus tunduk kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah SAW. bersabda “Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

4.      Operasional
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-ahara. Mari kita Perhatikan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. ( Q.S. Al-Isra : 27)[6]

Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:dan Dia (Alllah) yang mempersatukan hati mereka orang-orang yang beriman “Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia (Allah) Maha Perkasa  Maha Bijaksana” (Q.S. Al-Anfal ayat: 63).[7]

Pembaca yang budiman, dalam hal ini seringkali para pemuda kita yang kurang menyadari atau bahkan belum tahu bahwa apa yang telah mereka lakukan itu tidak sesuai dengan apa yang di contohkan Oleh Rasulullah SAW. Mengenai hal ini penulis akan membahas bagaimana hukum merayakan valentine itu sendiri.
Dalam agama Islam tidak ada istilah Valentine, sebab kata Valentine itu merupakan istilah impor dari agama di luar Islam. Bahkan latar belakang sejarah dan esensinya pun tidak sejalan dengan Islam. Namun kalau yang dimaksud adalah perwujudan rasa kasih sayang menurut syariah Islam, tentu saja Islam merupakan gudangnya kasih sayang. Tidak sebatas pada orang-orang terkasih saja, tetapi kasih sayang kepada semua orang. Bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhan pun termasuk yang mendapatkan kasih sayang.
Dalam banyak hadits disebutkan bahwa nabi saw selalu memerintah umat islam untuk berbeda dengan orang-orang kafir, baik dalam kehidupan sehari-hari seperti cara berpakaian, makan-minum, pergaulan dan sebagainya, maupun dalam masalah ibadah, nabi selalu berkata: khaalifuu al yahuud  yang artinya: “berbedalah dengan orang-orang yahudi”.
Contohnya pada bulan muharram, selain memerintah untuk berpuasa pada hari asyura' yaitu tanggal sepuluh muharram, nabi juga memerintah untuk berpuasa tanggal sembilan, hal ini agar tidak sama dengan orang yahudi, karena mereka juga berpuasa pada tanggal sepuluh, sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Atas diselamatkannya nabi Musa As dari kejaran Fir'aun. Allah SWT juga melarang umat islam mengikuti jejak langkah orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah swt :
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Artinya: "Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya Telah diturunkan Al Kitab kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik". (QS.al hadid ayat 16)[8].

Pada ayat lain Allah juga firman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi, barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman setia, Maka Sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (QS. al maidah: 51).[9]

       Sabda rasulullah SAW “Barang siapa yang meniru tradisi suatu kaum maka dia dia adalah bagian dari kaum tersebut. (H.R. Abu Daud.)

Berdasarkan sebagian dalil-dalil diatas Ulama sepakat bahwa menghadiri hari besar orang kafir dan meniru mereka dalam perayaan ini hukumnya haram, jadi bisa di qiyaskan bahwa merayakan hari Valentine itu hukumnya juga haram.
Menurut pendapat Ust Rohadi Agus Salim, yang jelas tidak ada ajaran perayaan Hari Valentin dalam islam, dan itu adalan ajaran kaum kafir yang ingin menjerumuskan umat islam dengan melalaikan perintah rob-Nya. Kata laailaha illallah yang artinya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah bukan berarti dalam hal sesembahan saja. Melainkan meniru, dan ikut merayakan kebiasaan-kebiasaan dan ajaran orang kafir sudah sama dengan ikut mengakui agamanya[10].

B.     Kerusaka Akibat Perayaan Valentine
Akibat perayaan Valentin akan terterjadi banyak kerusakan-kerusan yang mengakibatkan goyahnya keimanan seseorang
1.      Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir. Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama. Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ hal. 1269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).
Telah jelas di sebelumnya bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
2.      Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu (zur), dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Q.S. Al Furqon: 72)[11]
     Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.
     Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib. Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
3.      Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
      Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana hadits rosulullah berikut ini.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللّهَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ"  . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ  صلى الله عليه وسلم  وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ.
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Pembaca yang budiman, coba kita bandingkan bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Mari kita lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika kita seorang muslim, manakah yang akan kita pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?
4.      Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
Valentine sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama, sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, bunuh diri, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
5.      Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina, zina itu sungguh suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al Isro’: 32)[12]
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.



6.       Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti dari pada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al Isro’ : 26-27).[13]
Maksud dari ayat tersebut adalah mereka menyerupai setan. Dalam hal ini, Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas di dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.”




C.    Bagaimana Sikap Sebagai seorang muslim
Sebagai seorang muslim,yang tidak berharap mendapatkan kerugian di Dunia maupun di Akhirat maka sebaiknya kita:
1.      Tidak ikut ikutan Budaya Orang kafir dan Orang orang yang memperturutkan hawa nafsunya diantaranya ikut merayakan Valentine’s Day ini sebagaimana pesan  Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam  :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.[14]

2.      Menebar Rasa Kasih Sayang kepada umat manusia, dimana saja dan kapan saja tidak harus menunggu atau mengkhususkan,pada tanggal 14 Februari. Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an
 إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَـٰن وُدًّا
Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”
dalam ayat lain Allah SWT juga menerangkan: Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Qs Asy Syura:23).
Salah satu upaya menebar kasih sayang adalah salingmengingatkan akan kebenaran dan kesabaran atau Amar Ma’ruf nahi Munkar .



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahsan di atas tersebut yang telah penulis jabarkan dapat diambil beberapa kesimpulan :
1.      Perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi.
2.      Valentine adalah salah satu dari ribuan cara bagi orang kafir untuk menyesatkan akhlak dan moral remaja islam sekarang, Sebelum itu Allah SWT. juga melarang umat islam mengikuti jejak langkah orang-orang kafir.
3.      Perayaan hari Valentine hukumnya haram dalam agama Islam.
4.      Secara tidak sadar Valentine telah menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan.
5.      Diantara penyebab yang membuat remaja islam ikut merayakan hari valentine :
·         Pengetahuan mereka yang sangat minim terhadap ajaran agama islam, sehingga tidak bisa membedakan mana yang merupakan ajaran islam dan mana yang bukan.
·         Suka menikuti trend atau apa yang lagi tenar dan baru tanpa memikirkan apakah tindakannya benar atau salah, berguna atau tidak. 




B.     Kritik dan Saran
1)      Kritik
Sebagai akhir dari penulisan Karya Tulis ini, penulis ingin memberikan kritik dan saran kepada diri penulis sendiri dan pembaca yang budiman pada umumnya.
Sungguh ironis kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.
2)      Saran
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami, dan lain sebagainya. Tetapi, hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.




DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an, Asyamil, Sygma Examedia Arkanleema, Bogor,  2007
Cahyadi Erlin, Perfect Valentine,   Gramedia Pustaka Utama, Bandung, 2007.
Felix Y. Siauw, Udah Putusin Aja, mizania, Jakarta, 2013.
Hammud bin Abdul Al-Mathar, Ensiklopedia, Darul Haq, Jakarta, 2009.
Happy Puput, A. Monteque, A. F Mahartika, Dee Ann Rose, dkk., VALDAY?? OH NO!!!, Puput Happy Publishing, Jakarta, 2012.
http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=599#sthash.EqykxssO.dpuf.
http://www.namunkarhi.com.
http ://www.Islamhouse.com/ip/7721.
http://forum.kompas.com/teras/66347-asal-muasal-perayaan-hari-valentine.html.
http://media.isnet.org/antar/gapai/Valentine.html
Manampiring Henry, Valentine’s Day, Kompas, bandung,2012.
Morgan Raye, Kencan di Hari Valentine, Gramedia Pustaka Utama, Bandung, 2011.
Muhammad bin Shalih Al-munajjid, Wasailu ast-Tshabat ‘ala dini Allah, Arab Saudi, 2007.
Ridyasmara rizki, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So What ?, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 2002.
Stilton Geronimo,  Geronimo's Valentine, scholastic, New York, 2009.
Syam Naqiyyah, dkk., Mengapa Harus Valentine?, Indi Publishing, Bandung, 2010.
Tuasikal M.A., Mengenal Bid’ah Lebih Dekat, Puataka muslimin, Jakarta, 2011.



Lampiran: 1
METODE PENGUMPULAN DATA
1.      Perpustakaan (library Research)
Dalam pengambilan data ini penulis mengkaji beberapa buku antara lain:
a)        Penulis                  : Erlin Cahyadi
Judul                    : Pervect Valentine
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit           : Bandung                   
Tahun Terbit         : 2007
b)       Penulis                  : Y. Felix siauw
Judul                    : Udah Putusin Aja
Penerbit                : Mizania
Kota Terbit           : Jakarta
Tahun Terbit         : 2013
c)       Penulis                  : Hammud bin Abdul Al-Mathar
 Judul                    : Ensiklopedia
 Penerbit                : Darul Haq
 Kota Terbit           : Jakarta
 Tahun Terbit         : 2012



d)     Penulis                   : Puput Happy, A. Monteque, A. F Mahartika, Dee Ann Rose
Judul                     : VALDAY?? OH NO!!!
Penerbit                 : Puput Happy Publishing
Kota Terbit            : Jakarta
Tahun Terbit          : 2012

e)      Penulis                   : Hendry Manamping
Judul                     : Valentin’s Day
Penerbit                 : Kompas
Kota Terbit            : Bandung
Tahun Terbit          : 2012
f)       Penulis                   : Raye Morgan
Judul                     : Kencan Di Hari Valentine
Penerbit                 : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit            : Bandung
Tahun Terbit          : 2011
g)      Penulis                   : Rizki Ridyasmara
 Judul                      : Valentine Day, Natal, Happy New Year, Haloween, So What?
Penerbit                 : Pustaka Al Kautsar
Kota Terbit            : Jakarta
Tahun Terbit          : 2002



h)      Penulis                   : Geronimo Stilton
Judul                     : Geronimo’s Valentine
Penerbit                 : scholastic
Kota Terbit            : New York
Tahun Terbit          : 2009
i)        Penulis                   : Naqiyyah Syam dkk
Judul                     : Mengapa Harus Valentine?
Penerbit                 : Indi Publishing
Kota Terbit            : Bandung
Tahun Terbit          : 2010
j)        Penulis                   : Tuasikal M.A.
Judul                     : Mengenal Bid’ah Lebih Dekat
Penerbit                 : Pustaka Muslim
Kota Terbit            : Jakarta
Tahun Terbit          : 2011

2.      Media Research
Dalam pengambilan data ini penulis mengakses beberapa situs antara lain:
b)   http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=599#sthash.EqykxssO.dpuf.
d)   http://www.namunkarhi.com.
f)    http ://www.Islamhouse.com/ip/7721.
g)    http://forum.kompas.com/teras/66347-asal-muasal-perayaan-hari-valentine.html.

3.      Wawancara
Dalam hal ini penulis mewawancarai direktur pondok pesantren Ibnul Qoyyim:
Nara sumber                : KH. Rohadi Agus Salim S.Pd.I
Waktu                         : 12 februari 2014 pukul 18:23
Lokasi                                     : Rumah dinas
Hasil wawancara         :           yang jelas di dalam agama islam sama sekali tidak ada  ajarannya tentang Valentine’s Day. Kalau di tanya tentang Valentine sendiri, apakah boleh atau tidak jawabannya sudah jelas tidak boleh. Karena, Valentine adalah kebiasaan orang-orang kafir.
           Kata لاإله إلا الله  yang artinya “Tiada sesembahan yang ber hak di sembah kecuali Allah.” Kata لا dalam kalimat itu tidak hanya berarti “tidak” dalam hal sesembahan saja melainkan seluruh apa yang menjadi kebiasaan dan tradisi yang tidak menafikan Allah SWT dan tidak ada contoh dari Rasulullah SAW wajib bagi kita untuk membencinya, setidaknya kita tidak ikut campur dalam kebiasaan itu. Jika masih mengikutinya sama saja ikut mempercayai keyakinan mereka dan akan melemahkan keimanan kita terhadap Allah SWT.










Lampiran: 2
Contoh puisi Valentine’s Day       
Merah, mawar merah
O kekasih ku yang merah, merah mawar
Ini adalah awal musim semi di bulan juni
O kekasih ku yang seperti melodi
Ini merupakan permainan nada yang manis
Engkau adalah seni nan cantik, engkaulah gadisku
Terlalu dalam cinta yang kumiliki.
Dan aku akan tetap mencintaimu,sayangku
Hingga lautan menjadi kering
Hingga lautan menjadi kering, sayangku
Dan batu meleleh oleh matahari
 Aku akan terus mencintaimu sayang ku
Sementara pasir akan berlari
Dan kau tetap cinta ku seorang
Dan aku akan datang lagi, cintaku Walaupun jarak nya ribuan mil

by Robert Burns




[1] George Edwin Rines, The Encyclopedia Americana, volume XXVII (Bandung, Indi Publishing, 2001)     hal.860.
[2] George Edwin Rines, The Encyclopedia Americana, volume XIII (Bandung, Indi Publishing, 1998)  hal.464.
[3] Andrew Boyle, Everyman’s Encyclopedia, volume XII (Bandung, Indi Publishing, 1998) hal. 388.
[4] W.H. Deput, Encyclopedia Briatannica, volume XIV (Bandung, Indi Publishing, 2000) hal. 949.
[5] Al-Qur'an, 2 (Al-Baqarah): 120. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 19.
[6]  Al-Qur'an, 17 (Al-Isro’): 27. . Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 284
[7] Al-Qur'an, 8 (Al-Anfal): 63. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 185.
[8] Al-Qur'an, 57 (Al-Hadid): 16. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 539.
[9] Al-Qur'an, 5 (Al-maidah): 51. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 117.
[10] Wawancara dengan Ust Rohadi Agus Salim pada 12 februari 2014
[11] Al-Qur'an, 25 (Al-Furqon): 72. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 366.
[12] Al-Qur'an, 17 (Al-Isro’): 32. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 285.

[13] Al-Qur'an, 17 (Al-Isro’): 26-27. Asyamil,(Bogor: Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hal 284.

[14] Idem hal  21.
  . 37


Tidak ada komentar:

Posting Komentar