Karya
Tulis ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menegikuti Ujian Akhir
Nasional (UNAS) dan Ujian Madrasah (UAM) Tahun
Pelajaran
2013/2014
Disusun Oleh:
MUHAMMAD KHOIRUL
IKHWAN
NIS:211.253
PROGRAM
ILMU PENGETAHUAN ALAM
MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM
PUTRA
YOGYAKARTA
2014
Setelah
ada penelitian , bimbingan dan koreksian seperlunya, maka Karya Tulis ini dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UNAS)
Ujian Akhir Madrasah (UAMBN) tahun ajaran 2013/2014 dan telah disahkan pada:
Hari
:……………………………………………………………
Tanggal :……………………………………………………………
Tempat : Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim
Putra
Pembimbing I
Agus Salim S.Pd.Si
|
|
Pembimbing II
Dhimas Rhomaulian Utomo S.Pd.I
|
|
Mengetahui,
Kepala Madrasah
KH. Rohadi Agus Salim S.Pd.I
|
|
|
|
|
|
|
MOTTO
v Berpegang teguhlah kepada dua hal maka
dengannya kalian tidak akan pernah tersesat, yaitu: kitab Allah dan sunnah
(hadits).
v Sesungguhnya orang yang beriman dan orang-orang
yang berhijrah serta berjihad dijalan Allah mereka itulah yang mengharap
rahmatnya.
Karya
Tulis ini penulis persembahkan
untuk:
1)
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah
merestui penulis untuk belajar di Pondok Ibnul Qoyyim ini. Dengan usaha yang
tidak ternilai nominal harganya serta titisan keringat yang tidak pernah beliau
perdulikan dengan satu kainginan agar tercapainya cita-cita penulis.
2)
Bapak pimpinan Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim dan staf-staf pembantunya yang telah sudi mendidik, dan membimbing
penulis untuk menjadi manusia yang berpengetahuan ilmu dan agama.
3)
Adinda tersayang: Zulaikha Nur Khasanah
yang selalau memberi motivasi kepada penulis.
rekan-rekan El-Genamu yang telah menemani penulis disaat suka
dan duka.
5)
Sahabat-sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan
adik-adik kelas di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim yang penulis banggakan.
6)
Pembaca yang budiman.
بســــــــــــــــم
الله الرحمن الرحيـــــــــــــــــــم
Alhamdulillahi
robbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT rab semesta alam, yang mana telah
memberikan nikmat yang tak terhingga jumlahnya hingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis ini dengan baik dan rencana yang semaksimal mungkin.
Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat.
Proses
penulisan Karya Tulis ini benar-benar penulis rasakan sebagai ajang latihan
bagaimana penulis harus dapat membagi waktu dan jerih payah dengan semaksimal
mungkin. Terselesainya penulisan Karya Tulis ini merupakan sebuah kebanggaan
yang sangat diharapkan penulis, karena setelah mengalami beberapa kendala,
masalah serta kesulitan dan akhirnya Karya Tulis ini dapat terselesaikan dengan
sedemikian rupa. Walaupun masih banyak kekurangan di dalamnnya.
Kita
semua mengetahui bahwasanya sangat banyak ilmu-ilmu Allah SWT yang berada di
alam ini, dan kita sebagai manusia hendaknya berusaha untuk menggali dan
mempelajari ilmu-ilmu Allah tersebut. Agar, ilmu-ilmu itu bermanfaat bagi kita
pada khususnya dan orang lain pada umumnya.
Atas
dasar dorongan tersebut penulis berupaya untuk mencurahkan segala upaya untuk
menulis sebuah Karya Tulis ini dengan judul PERAYAAN VALENTINE’S DAY DAN
PENGERUHNYA TERHADAP PEMUDA ISLAM yang nantinya insya Allah Karya Tulis ini
bermanfaat bagi semua umat islam serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
bermanfaat bagi Agama, Bangsa dan Negara.
Dalam
penulisan Karya Tulis ini penulis merasa sangat banyak berhutang budi kepada
beberapa pihak yang telah langsung maupun tidak langsung mendukung serta
membantu kelancaran proses penulisan Karya Tulis ini.
Oleh
karena itu penghargaan ataupun ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1)
Bapak KH. Rohadi Agus Salim S.Pd.I, selaku
pimpinan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim.
2)
Agus Salim S.Pd.Si, selaku pembimbing I.
3)
Dhimas Rhomaulian Utomo S.Pd.I ,selaku
pembimbing II.
4)
Bapak dan ibu guru yang telah mendidik penulis selama di pesantren denga penuh
keikhlasan dan kesabaran.
5)
Orang tua penulis yang selalu mengharap kelulusan penulis.
6)
Dan
semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga
Karya Tulis Ini dapat memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya kepada para
pembaca yang budiman dalam rangka ikhtiyar dan menambah keimanan serta
meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT, Karen Allahlah yang telah
menciptakan dunia dan seisinya untuk beribadah kepadanya.
Dan
akhirnya penulis sangat menyadari bahwa dalam Karya Tulis ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahannya, karena tiada manusia yang luput dari salah
dan lupa.
Penulis
berharap atas saran dan kritiknya yang membangun bagi pihak yang telah membaca
Karya Tulis ini.
Semoga Karya Tulis ini
bermanfaat khususnya pada diri penulis dan para pembaca pada
umumnya.
Yogyakarta, februari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Banyak dari kita pasti sudah mengenal hari
valentine. Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih
seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang
jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di
antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik
dan lainnya. Sehingga Valentine’s Day biasa disebut pula dengan hari kasih
sayang.
Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media
massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian
para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang sering berlangsung hingga
larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu
hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat
hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling curhat, menyatakan
sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah
demikian?
Sedangkan kita sebagai umat islam yang memiliki
seorang tuntunan yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah utusan Allah yang
di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan mencontohkannya. Jika tuntunan
kita Rasulullah sendiri tidak pernah mencontohkan hal itu kepada umatnya,
berarti jika kita ikut melakukannya sudah termasuk orang-orang yang bodoh.
Mengapa demikian? Karena kita sudah tahu bahwa itu bukan ajaran islam bahkan
itu adalah ajaran orang orang yang memusuhi islam dan ingin menjerumuskan
pengikut islam. Jika semua ini terus
menerus dilakukan maka sedikit demi sedikit para aktivis muslim akan melemah
dan akhirnya hancur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan hal diatas timbul pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah pengertian dan sejarah Valentine’s Day?
2. Apakah pengaruh Valentine’s Day di kalangan
pemuda/pemudi?
C.
Tujuan Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1.
Tujuan
Umum
Penulis
mencoba untuk berusaha menjelaskan bahaya dari kebiasaan para pemuda/pemudi
islam yang seringkali ikut-ikutan memeriahkan ajaran kaum kafir yang tidak ada
ajarannya sama sekali dalam Islam.
2.
Tujuan
Khusus
Sebagai salah
satu persyaratan mengikuti Ujian Nasional (UN), dan Ujian Akhir Madrasah
(UAMBN) di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim tahun ajaran
2013/2014.
D. Metode
Penulisan
Dalam penulisa Karya Tulis ini penulis
menggunakan beberapa metode yaitu:
1.
Study Pustaka (Library Research)
Yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengkaji
buku-buku tentang apa yang terpapar dalam tema. Adapun buku-buku yang di kaji terdaftar dalam lampiran.
2.
Media informatika (Media Research)
Yaitu mengumpulkan data-data yang terkait dengan tema dengan menggunakan
media massa. Dalam hal ini penulis
menggunakan beberapa media diantaranya:
a)
Media
Internet.
b)
Majalah.
3. Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mewawancarai nara sumber. Berkaitan dengan tema diatas Penulis mewawancarai
salah seorang ustadz Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim yaitu KH.Rohadi Agus Salim
S.Pd.I.
E. Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah:
1.
Bagi Penulis
Penulisan Karya Tulis ini berguna untuk menambah dan memperluas ilmu
pengetahuan penulis khususnya tentang Vanlentine’s Day sendiri dalam agama
islam dan terpenuhinya syarat untuk kelulusan santri Ibnul Qoyim.
2.
Bagi Pembaca
Penulisan Karya Tulis ini dapat menambah wawasan yang lebih luas dan
memahami apa yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim untuk menghadapi
perayaan Valentine’s Day sendiri.
BAB II
VALENTIN’S DAY
A.
Pengertian Valentine’s Day
Pengertian
valentine sendiri memiliki beberapa versi, yang diambil dari berbagai sumber :
1. “A day on which lovers traditionally exchange
affectionate messages and gift. It is ovserved on February 14, the date on
which Saint Valentine was matyred”.
Sebuah
hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisi saling
mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada
tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine mengalami martir.
2. “The date on the modern celebration, February
14, is believed to derive in the execution of a Christian martyr, St.
Valentine, on February 14, 270”.
Tangal
14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum
matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270
M.
3. “Valentine, St. priest and physician of Rome who
suffered martydorn probably during the persecution under Claudius II in 269.
his feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines probably had its
origin in a heathen practice connected with the worship of Juno Februalis at
the Lupercalia or perhaps in the mediaval belief the birds commenced to mate
onf 14 Feb.
St. Valentine adalah
seorang pendeta dan tabib dari Roma yang (dianggap) martir sewaktu kaisar
Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan tersebut pada tanggal 14 Febuari.
Kebiasaan dengan mengirim valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan
berhala yang dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau
(bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14 Februari.
4. “the St. Valentine who is spoken of as the
apostle of rhaetia, and venerated in pasau as its first bishop”.
St. Valentine yang disebut itu adalah seorang utusan dari rhaetia kemudian
dimuliakan dan di babtis sebagai pastor
yang pertama.
Kesimpulan dari keempat definisi tersebut
adalah Valentine’s day dirayakan untuk mengormati dan mengkultuskan St. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh
pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga
dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah
itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno.
B. Sejarah Hari Valentine
Sejarah
hari Valentine juga terbagi
dalam beberapa versi
yang berbeda namun seluruhnya memiliki satu gambaran cerita.
1.
Dalam
buku The World Book
Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day diantaranya :
“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other
experts connect the event with one or more saints of the early Christian
church. Still others link it with an old English belief that birds choose their
mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all
three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian
di masa Romawi Kuno yaitu
13-18 Februari. Dua hari pertama,
dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada
hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap
pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi
pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15
Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala.
Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita
berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi
lebih subur sehingga mudah
mendapatkan keturunan.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan
mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis
dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar
Konstantine dan Paus Gregory I sebagaimana dijelaskan oleh Lupercalia yang masih diperingati di Roma pada abad ke-5 The
Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan
sebagai berikut
“Agar lebih
mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan
upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint
Valentines Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14
Februari “. Agar lebih
mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan
upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint
Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14
Februari.
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan, ada tiga nama
Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai
yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa
“St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui
ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
2. menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan
lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah.
Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya
dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum
gantung pada 14 Februari 269 M.
Kebiasaan
mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St.
Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London,
pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi
kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris
mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya yang berbunyi: “Some
trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect
the event with one or more saints of the early Christian church. Still others
link it with an old English belief that birds choose their mates on February
14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those
sources plus
the belief that spring is a time for lovers.” kutipan
lainnya menjelaskan “The
origins of Valentine's Day trace back to the ancient Roman celebration of
Lupercalia. Held on February 15, Lupercalia honored the gods Lupercus and
Faunus, as well as the legendary founders of Rome, Romulus and Remus. In
addition to a bountiful feast, Lupercalia festivities are purported to have
included the pairing of young women and men. Men would draw women's names from
a box, and each couple would be paired until next year's celebration. While
this pairing of couples set the tone for today's holiday, it wasn't called
"Valentine's Day" until a priest named Valentine came along.
Yang artinya: " Beberapa pastor berpendapat bahwa
hal itu menunjukkan sebuah festival Romawi kuno yang disebut Lupercalia.
beberapa pastor yang lain menghubungkan antara satu acara dengan acara yang
lain yang dilakukan oleh orang-orang kudus dari gereja Kristen. Ada juga yang
menghubungkannya dengan keyakinan Inggris kuno bahwa burung memilih pasangan
mereka pada tanggal 14 Februari. Hari Valentine
mungkin berasal dari kombinasi dari ketiga sumber tersebut - ditambah keyakinan
bahwa musim semi adalah waktu untuk pecinta." dalam kutipan lain
menjelaskan, " Asal-usul Hari Valentine berdasarkan pada perayaan Romawi kuno biasa disebut Lupercalia yang diadakan pada tanggal 15 Februari, dimana Lupercalia menghormati dewa Lupercus dan
Faunus, serta pendiri legendaris dari Roma, Romulus dan Remus. Selain berpesta-pora, perayaan
Lupercalia yang konon telah menyertakan pasangan perempuan dan laki-laki. Saat itu pria akan menarik nama-nama perempuan dari
kotak, dan setiap pasangan akan dipasangkan sampai perayaan tahun depan.
Sementara pasangan ini pasangan mengatur rencana untuk perayaannya hari ini, itupun belum namakan perayaan Valentine sampai seorang pastor yang bernama
Valentine datang.
Lalu bagaimana dengan
ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus,
tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, tulisan Ken
Sweiger jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti
melakukan perbuatan yang dimurkai Allah karena memintanya
menjadi “Sang Maha Kuasa” dan menghidupkan budaya pemujaan kepada
berhala.
3.
Hari Valentine adalah hari kasih sayang bangsa Romawi yang menganut
Animisme, sebagai ungkapan kasih sayang dewa. Peringatan
ini berasal dari sebuah legenda bahwa Romelius pendiri kota Roma disusui oleh
seekor serigala sehingga ia tumbuh menjadi orang yang berbadan kuat dan berakal
cerdas. Maka bangsa Romawi
mengabadikan peristiwa tersebut pada pertengahan bulan Februari dengan prosesi
perayaan sebagai berikut: "Seekor anjing dan domba disembelih, lalu
dipilih dua orang perjaka yang berbadan tegap untuk dilumuri tubuhnya dengan
darah anjing dan domba. Setelah dilumuri darah anjing dan domba mereka dimandikan dengan air susu.
Lalu diarak keseluruh penjuru kota sambil memegang cambuk yang terbuat dari
kulit. Di sepanjang jalan para wanita romawi menyambut hangat lesatan cambuk ke
tubuhnya, karena diyakini berkhasiat menyembuhkan penyakit dan mudah mendapat
keturunan".
C.
Tradisi Perayaan Valentine
Dalam
merayakan Valentine’s Day ini para pemuda-pemudi memiliki tradisi yang
berbagaimacam, dimana mereka menghambur-hamburkan harta demi sesuatu yang sama
sekali tidak ada manfaatnya. Tradisi perayaan Valentine’s Day itu sendiri
beragam dan berbeda-beda disetiap negara memiliki tradisi masing-masing,
diantaranya:
1.
Perayaan
hari Valentine di Austria
Perayaan
Valentine’s Day di Austria ada sebuah tradisi masa perkenalan, yang sama
artinya dengan hari valentine yang selama ini kita tahu. Pada tradisi ini para
muda mudi menunjukkan cinta mereka dengan memberikan bunga yang beraneka ragam
kepada pasangannya masing-masing, untuk memperingati hari valentine.
2. Perayaan hari Valentine di Denmark
Valentine’s
Day di Denmark menjadi salah satu perayaan yang ditunggu muda mudi yang tinggal
disana, berbagai acara yang sudah menjadi tradisi selalu mewarnai perayaan
Valentine di Denmark. Tradisi-tradisi yang sering dilakukan diantaranya ialah :
·
Lover Card. Kartu yang terbuat dari bahan yang transparan ini
jika di dekatkan lampu akan terlihat gambar pengirim dengan hadiah ditangannya
(seperti tanda air pada uang kertas).
·
Bunga
putih. Bunga ini menjadi
simbol cinta di Denmark. Bunga yang dikenal sebagai punga putih sebenarnya
adalah bunga snowdrop. Bunga ini menjadi salah satu benda khas yang sering
dibagikan saat Valentine’s Day. Bukan hanya kepada pasangan saja. Tetapi, bunga
ini juga diberikan kepada teman dekat dan keluarga.
·
Joke
letter. Bagi pria Denmark,
mereka mempunyai tradisi sendiri yang hanya diperuntukan untuk kaum Adam saja.
Mereka menulis puisi lucu atau disebut
dengan Gaekkebrev yang selanjutnya akan
diberikan pada wanita yang disukai. Dalam puisi tersebut, wanita harus
bisa menebak nama pengirimnya. Untuk menebaknya para wanita akan diberikan
petunjuknya berupa satu huruf dari pengirimnya.
3. Perayaan hari Valentine Amerika
Perayaan Valentine’s
Day di Amerika ditandai dengan saling bertukar kartu antara satu dengan yang
lainnya. Berbagai jenis kartu yang diberikan saat perayaan Valentine’s Day yang
beredar setiap tahunnya. Selain kartu-kartu yang dihias dengan indah dan berisi
kata-kata asmara, tapi ada juga yang berisi cerita humor. Karena hal itu,
orang-orang disana sebisa mungkin berkreasi sendiri membuat kartu valentine
untuk diberikan pada orang-orang tercinta, sehingga kartu ucapan yang beredar
begitu beraneka macam.
4. Perayaan hari Valentine di Inggris
Perayaan Valentine’a
Day di Inggris, saat hari valentine tiba, majalah-majalah setempat akan dihiasi
dengan berbagai rangkaian kata indah yang berupa soneta dan puisi. Dengan
puisi, mereka menyalurkan rasa cinta mereka kepada pasangan masing-masing.
5. Perayaan hari Valentine Perancis
Perayaan Valentine’s
Day di Perancis terdapat sebuah tradisi unik untuk merayakan hari Valentine.
Para lanjang atau biasa di panggil jomblo masuk rumah masing masing, lalu
saling berhadapan disisi jendela rumah masing-masing dan mulai saling memanggil
dari satu jendela ke jendela lainnya. Jika seorang pria tidak menyukai
pasangannya dia akan meninggalkan wanita tersebut. Jika mereka saling menyukai,
mereka akan menjadi pasangan. Selain itu ada juga acara unik yang dilakukan dengan
api unggun. Para wanita yang ditinggalkan akan membakar foto pasangan
mereka dan meneriakkan makiannya.
Di negeri ini juga ada
tradisi mengirimkan kartu yang disebut cartes damities kartu-kartu ucapan yang
dikirim berisi pesan-pesan yang indah untuk pasangan mereka masing-masing.
6. Perayaan hari Valentine di Jerman
Dalam merayakan hari
Valentine, di Jerman terdapat sebuah tradisi yang rutin dilakukan. Pria muda
dalam menunjukkan kasih sayang mereka terhadapa pasangannya dilakukan dengan
cara mengirim bunga di hari valentine. Bunga yang dikirim biasanya juga
disertai dengan kartu yang berisi kata-kata indah. Pria-pria Jerman juga
memberikan bunga mawar, cokelat dan lain-lainnya sebagai hadiah valentine untuk
pasangannya.
7. Perayaan hari Valentine Skotlandia
Perayaan Valentine’s
Day di Skotlandia perayaan hari valentine dilakukan dengan sebuah festival. Di
festival ini dihadiri sejumlah remaja pria dan wanita lajang, di mana
masing-masing dari mereka menuliskan nama di kertas kecil, lalu menggulungnya.
Kertas itu dikumpulkan di dua topi, satu untuk pria dan satu untuk wanita, dan
tiap orang mengambil satu-satu. Setelah menemukan pasangan, semua diminta tetap
pada pasangan yang telah didapat, meski mungkin mereka tidak merasa cocok.
8. Perayaan hari Valentine di Italia
Perayaan Valentine’s
Day di Italia, hari valentine dirayakan sebagai bagian dari Festival Musim Semi
yang digelar di tempat terbuka. Kaum muda khususnya pria berkumpul di lapangan
berbunga dan mendengarkan musik serta membacaan puisi. Lalu mereka
berjalan-jalan dengan pasangan mereka di taman. Di daerah Turin yaitu salah
satu kota di Italia mempunyai sebuah tradisi di mana pasangan yang bertunangan
mengumumkan pertunangan mereka di hari valentine.
9. Perayaan hari valentine di Jepang, Korea dan Taiwan
Valentine di Jepang
menjadi salah satu yang terunik, Dalam setahun, valentine dirayakan sebanyak
dua kali. Tepatnya pada 14 Februari atau valentine’s day, dan 14 Maret, yaitu
white day. Pada Valentine’s day yaitu tanggal 14 Februari, wanita Jepang
memberi coklat hon-mei dan giri-choco yang mereka buat sendiri kepada pria.
Lalu di white day yaitu tanggal 14 Maret, para pria Jepang membalas coklat yang
mereka terima pada valentine tanggal 14 Februari dengan kado atau coklat yang
berwarna serba putih.
10. Perayaan hari Valentine di Afrika Selatan
Valentine’s Day di
Afrika Selatan, untuk memperingati hari Valentine mereka menggelar vestival
basar-besaran. dimana remaja wanita dan pria akan menuliskan nama kekasih mereka
di lengan baju yang mereka pakai. Lalu hari Valentine di Afrika Selatan
biasanya juga dihabiskan untuk berkunjung ke taman suaka marga satwa atau cagar
alam bersama keluarga dan teman.
11.
Perayaan hari Valentine di
Indonesia
Perayaan Valentine’s Day di Indonesia, untuk merayakan hari
kasih sayang ini para pemuda dan pemudi merayakan hari Valentine yang mera
anggap sebagai hari kasih sayang dengan berbagai macam diantara tradisi yang
populer mereka lakukan yaitu:
·
Kirim Kartu
Antara pemuda dan pemudi saling kirim kartu ucapan selamat
Valentine yang biasanya berisi kata-kata atau puisi yang mengandung makna
cinta, kasih sayang, rindu, dan lain sebagainya.
·
Pesta Kemaksiatan
Biasanya
mereka kencan bersama pasangan masing-masing dan sering pada hari Valentine sering di akhiri dengan tidur
bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke
orangtua, ke guru, dan sebagainya.
BAB III
PENGARUH VALENTINE’S DAY
DI KALANGAN PEMUDA
A. Hukum Merayakan Hari
Valentine Dalam Islam
Tiap tahun menjelang
bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam
ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di
antaranya yang mendengar bahwa Valentine’s Day adalah salah satu
hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal
ini tidak terlalu diperhatikan mereka. Mungkin mereka akan mangatakan “Ah, aku
kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam
bersikap.
Perayaan Hari
Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani
seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan
Valentine’s Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas
dogma dan ideologi Kristiani tersebut.
Jika
ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya
atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus
sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah
termasuk dalam perbuatan syirik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang
tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT.
Ibnul Qayyim
Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir
yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan
mengucapkan, “Selamat hari raya” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya,
kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan
haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan
Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih
dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak
orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa
menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk
mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”
Dalam masalah
Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama.
Kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama Islam sebagai
pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah
'Valentine’s Day'.
1. Dasar
Valentine’s Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan atau
supercalis bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani
(kristian), maka berubah menjadi acara keagamaan yang dikaitkan dengan kematian
St. Valentine.
2. Sumber
Asasi
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari
rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Jelas tidak
berdasarkan hokum Islam, maka ia akan tertolak dan tidak akan pernah ridho yang
namanya orang yahudi dan nasrani terhadap agama Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam
Al-qur’an:
وَلَنْ
تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ
إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي
جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu
(Muhammad) sebelum kamu mengikuti
agama mereka". Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya) dan jika
kamu mengikuti keinginan mereka
setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah”( Q.S Al Baqarah:
120).
3. Tujuan
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di itu adalah baik.
Tetapi bukan semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula
berarti kita harus tunduk kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain
di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya
untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan
Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah SAW. bersabda “Tidak
beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya
seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. Operasional
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan
huru-ahara. Mari kita Perhatikan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:
إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ
كَفُورًا
Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. ( Q.S. Al-Isra : 27)
Dalam ayat lain Allah
juga menjelaskan:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ
مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ
بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:dan Dia (Alllah) yang mempersatukan hati mereka orang-orang yang beriman “Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan
hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia (Allah) Maha
Perkasa Maha Bijaksana” (Q.S. Al-Anfal
ayat: 63).
Pembaca yang budiman,
dalam hal ini seringkali para pemuda kita yang kurang menyadari atau bahkan
belum tahu bahwa apa yang telah mereka lakukan itu tidak sesuai dengan apa yang
di contohkan Oleh Rasulullah SAW. Mengenai
hal ini penulis akan membahas bagaimana hukum merayakan valentine itu sendiri.
Dalam agama Islam
tidak ada istilah Valentine, sebab kata Valentine itu merupakan istilah impor
dari agama di luar Islam. Bahkan latar belakang sejarah dan esensinya pun tidak
sejalan dengan Islam. Namun kalau yang dimaksud adalah perwujudan rasa kasih
sayang menurut syariah Islam, tentu saja Islam merupakan gudangnya kasih
sayang. Tidak sebatas pada orang-orang terkasih saja, tetapi kasih sayang
kepada semua orang. Bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhan pun termasuk yang
mendapatkan kasih sayang.
Dalam banyak hadits
disebutkan bahwa nabi saw selalu memerintah umat islam untuk berbeda dengan
orang-orang kafir, baik dalam kehidupan sehari-hari seperti cara berpakaian,
makan-minum, pergaulan dan sebagainya, maupun dalam masalah ibadah, nabi selalu
berkata: khaalifuu al yahuud yang artinya: “berbedalah dengan
orang-orang yahudi”.
Contohnya pada bulan muharram, selain memerintah untuk berpuasa pada hari
asyura' yaitu tanggal sepuluh muharram, nabi juga memerintah untuk berpuasa
tanggal sembilan, hal ini agar tidak sama dengan orang yahudi, karena mereka
juga berpuasa pada tanggal sepuluh, sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Atas diselamatkannya nabi Musa As dari kejaran
Fir'aun. Allah SWT juga melarang umat islam mengikuti jejak langkah orang-orang
kafir, sebagaimana firman Allah swt :
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ
قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ
ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Artinya: "Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya
Telah diturunkan Al Kitab kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik". (QS.al hadid ayat 16).
Pada ayat
lain Allah juga firman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ
مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman
setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi, barangsiapa diantara kamu
yang menjadikan mereka teman setia, Maka Sesungguhnya dia termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (QS.
al maidah: 51).
Sabda rasulullah SAW “Barang
siapa yang meniru tradisi suatu kaum maka dia dia adalah bagian dari kaum
tersebut. (H.R. Abu Daud.)
Berdasarkan
sebagian dalil-dalil diatas Ulama sepakat bahwa menghadiri hari besar orang
kafir dan meniru mereka dalam perayaan ini hukumnya haram, jadi bisa di
qiyaskan bahwa merayakan hari Valentine itu hukumnya juga haram.
Menurut pendapat Ust Rohadi Agus Salim, “yang jelas tidak ada ajaran perayaan Hari Valentin dalam islam, dan itu
adalan ajaran kaum kafir yang ingin menjerumuskan umat islam dengan melalaikan
perintah rob-Nya. Kata laailaha illallah yang
artinya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah bukan berarti dalam
hal sesembahan saja. Melainkan meniru, dan ikut merayakan kebiasaan-kebiasaan
dan ajaran orang kafir sudah sama dengan ikut mengakui agamanya.”
B. Kerusaka
Akibat Perayaan Valentine
Akibat perayaan
Valentin akan terterjadi banyak kerusakan-kerusan yang mengakibatkan goyahnya
keimanan seseorang
1.
Merayakan Valentine Berarti
Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam
telah melarang kita meniru-niru orang kafir. Larangan ini terdapat dalam
berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama. Inilah
yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’
Ash Shiroth Al Mustaqim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Syaikhul Islam
dalam Iqtidho’
hal. 1269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).
Telah jelas di
sebelumnya bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi
menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
2. Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala
telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang
tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak
boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ
لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan
orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu
(zur),
dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Q.S. Al Furqon: 72)
Ibnul Jauziy dalam Zaadul
Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak
menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan
karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur.
Di antara
pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah
tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’
bin Anas.
Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri
perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu
hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan
yang sangat tercela dan termasuk ‘aib. Jadi,
merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari
tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
3.
Mengagungkan Sang Pejuang
Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan
keutamaan sebagaimana
hadits rosulullah berikut ini.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa
seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَتَّى
السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللّهَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ
كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Kapan
terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata, “Apa yang telah engkau
persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi
hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi
yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya. ” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata, “(Kalau begitu) engkau
akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalam riwayat lain di Shohih
Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ
النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم “ أَنْتَ مَعَ
مَنْ أَحْبَبْتَ" . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ
صلى الله عليه وسلم وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو
أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ
أَعْمَالِهِمْ.
“Kami tidaklah pernah
merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang
engkau cintai).”
Anas pun mengatakan,
“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan
‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka,
walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Pembaca yang
budiman, coba kita bandingkan bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan
adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta
di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan
dan pejuang ketika itu. Mari kita lihatlah sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang
engkau cintai”. Jika kita seorang muslim, manakah yang akan kita pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh
ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?
4.
Ucapan Selamat Berakibat
Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
Valentine sebenarnya berasal dari
bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha
Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Oleh
karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my
valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang
menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar,
menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada
berhala.
Hari valentine jelas-jelas adalah
perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu,
mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang
kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para
ulama, sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah
dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah
mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang
khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat
hari valentine) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan)
kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa
mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’,
atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang
orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak
akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini
pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka
lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi
Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang
memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, bunuh diri, berzina, atau ucapan selamat pada
maksiat lainnya.”
5.
Hari Kasih Sayang Menjadi
Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa
sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat
dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan
bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik
dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti
pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal.
Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa
melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng
tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di
kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan
rasa kasih sayang. Padahal
mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إنَّهُ
كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan
janganlah kamu mendekati zina, zina itu
sungguh suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al Isro’: 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan
bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah
melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi
sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
6.
Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine-lah
berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa
banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta
tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat
atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala.
Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti
dari pada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa
bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia,
hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman
Allah,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros
itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al Isro’ : 26-27).
Maksud dari ayat tersebut adalah
mereka menyerupai setan. Dalam hal ini, Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas di dalam Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan
sesuatu pada jalan yang keliru.”
C.
Bagaimana
Sikap Sebagai seorang muslim
Sebagai seorang muslim,yang tidak berharap mendapatkan kerugian di Dunia
maupun di Akhirat maka sebaiknya kita:
1. Tidak ikut ikutan Budaya Orang kafir dan Orang orang yang memperturutkan
hawa nafsunya diantaranya ikut merayakan Valentine’s Day ini sebagaimana pesan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam :
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
2. Menebar Rasa Kasih Sayang kepada umat manusia, dimana saja dan kapan saja
tidak harus menunggu atau mengkhususkan,pada tanggal 14 Februari. Firman Allah
SWT di dalam Al-Qur’an
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ
الرَّحْمَـٰن وُدًّا
Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
sayang”
dalam ayat lain Allah SWT juga menerangkan: Itulah (karunia) yang (dengan
itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal
saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku
kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa
yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya
itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Qs Asy
Syura:23).
Salah satu
upaya menebar kasih sayang adalah salingmengingatkan akan kebenaran dan
kesabaran atau Amar Ma’ruf nahi Munkar .
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahsan di atas tersebut
yang telah penulis jabarkan dapat diambil beberapa kesimpulan :
1.
Perayaan
hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi.
2. Valentine adalah salah satu dari ribuan cara bagi orang kafir untuk
menyesatkan akhlak dan moral remaja islam sekarang, Sebelum itu Allah SWT. juga
melarang umat islam mengikuti jejak langkah orang-orang kafir.
3. Perayaan hari Valentine hukumnya haram dalam agama Islam.
4. Secara tidak sadar Valentine telah menjerumuskan
seseorang kepada kesyirikan.
5. Diantara penyebab yang membuat remaja islam ikut merayakan hari valentine :
·
Pengetahuan
mereka yang sangat minim terhadap ajaran agama islam, sehingga tidak bisa
membedakan mana yang merupakan ajaran islam dan mana yang bukan.
·
Suka
menikuti trend atau apa
yang lagi tenar dan baru tanpa memikirkan apakah tindakannya benar atau salah,
berguna atau tidak.
B. Kritik dan
Saran
1) Kritik
Sebagai akhir dari penulisan Karya Tulis ini, penulis ingin memberikan
kritik dan saran kepada diri penulis sendiri dan pembaca yang budiman pada
umumnya.
Sungguh ironis
kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan
sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh
saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual
paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka
merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah
ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.
2)
Saran
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang
jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai
mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai
kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu
kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami, dan
lain sebagainya. Tetapi, hal itu tidak kita lakukan khusus pada
saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa
menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang
menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan
bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.
DAFTAR PUSTAKA
Felix Y.
Siauw, Udah Putusin Aja, mizania,
Jakarta, 2013.
Hammud bin
Abdul Al-Mathar, Ensiklopedia, Darul
Haq, Jakarta, 2009.
Happy Puput, A. Monteque, A. F
Mahartika, Dee Ann Rose, dkk., VALDAY??
OH NO!!!, Puput Happy Publishing, Jakarta, 2012.
http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=599#sthash.EqykxssO.dpuf.
http://www.namunkarhi.com.
http ://www.Islamhouse.com/ip/7721.
http://forum.kompas.com/teras/66347-asal-muasal-perayaan-hari-valentine.html.
http://media.isnet.org/antar/gapai/Valentine.html
Manampiring
Henry, Valentine’s Day, Kompas,
bandung,2012.
Morgan Raye, Kencan di Hari Valentine, Gramedia
Pustaka Utama, Bandung, 2011.
Muhammad
bin Shalih Al-munajjid, Wasailu
ast-Tshabat ‘ala dini Allah, Arab Saudi, 2007.
Ridyasmara rizki, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April
Mop, Halloween, So What ?, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 2002.
Stilton
Geronimo, Geronimo's Valentine, scholastic, New York, 2009.
Syam Naqiyyah,
dkk., Mengapa Harus Valentine?, Indi
Publishing, Bandung, 2010.
Tuasikal M.A.,
Mengenal Bid’ah Lebih Dekat, Puataka
muslimin, Jakarta, 2011.
Lampiran: 1
METODE
PENGUMPULAN DATA
1.
Perpustakaan (library
Research)
Dalam
pengambilan data ini penulis mengkaji beberapa buku antara lain:
a)
Penulis :
Erlin Cahyadi
Judul : Pervect Valentine
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kota
Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2007
b)
Penulis :
Y. Felix siauw
Judul : Udah Putusin Aja
Penerbit : Mizania
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2013
c)
Penulis :
Hammud bin Abdul Al-Mathar
Judul :
Ensiklopedia
Penerbit :
Darul Haq
Kota Terbit :
Jakarta
Tahun Terbit :
2012
d)
Penulis : Puput Happy, A. Monteque, A.
F Mahartika, Dee Ann Rose
Judul : VALDAY?? OH NO!!!
Penerbit : Puput Happy Publishing
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2012
e)
Penulis : Hendry Manamping
Judul : Valentin’s Day
Penerbit : Kompas
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2012
f)
Penulis : Raye Morgan
Judul : Kencan Di Hari Valentine
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2011
g)
Penulis : Rizki Ridyasmara
Judul : Valentine Day, Natal, Happy New Year,
Haloween, So What?
Penerbit : Pustaka Al Kautsar
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2002
h)
Penulis : Geronimo Stilton
Judul : Geronimo’s Valentine
Penerbit : scholastic
Kota Terbit : New York
Tahun Terbit : 2009
i)
Penulis : Naqiyyah Syam dkk
Judul : Mengapa Harus Valentine?
Penerbit : Indi Publishing
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2010
j)
Penulis : Tuasikal M.A.
Judul : Mengenal Bid’ah Lebih
Dekat
Penerbit : Pustaka Muslim
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2011
2.
Media Research
Dalam
pengambilan data ini penulis mengakses beberapa situs antara lain:
b)
http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=599#sthash.EqykxssO.dpuf.
d)
http://www.namunkarhi.com.
f)
http ://www.Islamhouse.com/ip/7721.
g)
http://forum.kompas.com/teras/66347-asal-muasal-perayaan-hari-valentine.html.
3.
Wawancara
Dalam
hal ini penulis mewawancarai direktur pondok pesantren Ibnul Qoyyim:
Nara
sumber : KH. Rohadi Agus
Salim S.Pd.I
Waktu : 12 februari 2014
pukul 18:23
Lokasi
:
Rumah dinas
Hasil
wawancara : yang jelas di dalam agama islam sama sekali tidak ada ajarannya tentang Valentine’s Day. Kalau di
tanya tentang Valentine sendiri, apakah boleh atau tidak jawabannya sudah jelas
tidak boleh. Karena, Valentine adalah kebiasaan orang-orang kafir.
Kata لاإله
إلا الله yang artinya “Tiada sesembahan yang ber hak
di sembah kecuali Allah.” Kata لا
dalam kalimat itu tidak hanya berarti “tidak” dalam
hal sesembahan saja melainkan seluruh apa yang menjadi kebiasaan dan tradisi
yang tidak menafikan Allah SWT dan tidak ada contoh dari Rasulullah SAW wajib
bagi kita untuk membencinya, setidaknya kita tidak ikut campur dalam kebiasaan
itu. Jika masih mengikutinya sama saja ikut mempercayai keyakinan mereka dan
akan melemahkan keimanan kita terhadap Allah SWT.
Lampiran:
2
Contoh puisi Valentine’s Day
Merah, mawar merah
O kekasih ku yang merah,
merah mawar
Ini adalah awal musim semi
di bulan juni
O kekasih ku yang seperti
melodi
Ini merupakan permainan nada
yang manis
Engkau adalah seni nan
cantik, engkaulah gadisku
Terlalu dalam cinta yang
kumiliki.
Dan aku akan tetap
mencintaimu,sayangku
Hingga lautan menjadi kering
Hingga lautan menjadi
kering, sayangku
Dan batu meleleh oleh
matahari
Aku akan terus mencintaimu sayang ku
Sementara pasir akan berlari
Dan kau tetap cinta ku
seorang
Dan aku akan datang lagi,
cintaku Walaupun jarak nya ribuan mil
by Robert Burns
. 37